Sabtu, 19 Desember 2009

Don Quixote de La Mancha




Tadinya gue mau review buku “THE CRITIQUE OF PURE REASON” karyanya Immanuel Kant, tapi karena bukunya tebal dan bahasa Inggrisnya lumayan susah jadi gue belom bisa kasih review. Nah karena itu gue ganti aja jadi review buku “DON QUIXOTE DE LA MANCHA” karya Miguel de Cervantes, menarik karena buku ini menjadi bacaan wajib bagi para masiswa sastra dan bagi para komunitas sastra Eropa. Salah satu karya yang mempengaruhi perubahan dunia dan masuk dalam jajaran 100 buku terbaik yang pernah diterbitkan, 100 buku terbaik itu termasuk juga “THE WHEALT OF NATIONS” karya Adam Smith, “CAPITAL” karya Karl Marx “THE GREAT GATSBY” karya F. Scott Fitzgerald dan “THE ORIGIN OF SPECIES, BY MEANS OF NATURAL SELECTION, OR THE PRESERVETION OF FAVOURED RACES IN HTE STRUGGLE FOR LIFE” karya Charles Darwin.
Miguel de Cervantes lahir pada 9 Oktober 1547, merupakan putra dari ahli fisika dan apoteker. Keluarganya mengalami masalah ekonomi yang cukup pelik, namun berangsur membaik setelah pindah ke Madrid pada 1566. Pertama menulis pada umur 21 tahun, menulis beberapa ayat tentang kematian Isabel de Valois, istri dari Philip II, karya yang cukup diperhatikan pada masa itu. “Don Quixote de La Manca” pertama terbit pada 1605, mendapatkan sukses luar biaa dan para kritikus buku mengatakan bahwa buku ini melebihi batas luar biasa. Pada 23 April 1616, Miguel de Carvantes meninggal. Kesedihan yang mendalam bagi dunia sastra pada ssat itu.
Cervantes sendiri adalah seorang petualang buku, berbagai buku telah dilahap habis. Ia menguasai bacaan latin klasik, mendalami bacaan sejarah berbagai bangsa, buku filsafat dan retorika dikuasainya dan tidak ketinggalan buku-buku teologi, geografi dan astrologi.
Pengetahuan yang dimiliki Cervantes keluar begitu saja ketika ia menghidupkan tokoh Don Quixote, itulah sebabnya Don Quixote bisa bicara panjang lebar tentang Amadis de Gaul yang merupakan kisah kepahlawanan favorit Don Quixote sebagai teladan bagi para ksatria pada zaman itu.
Tokoh utama dalam kisah ini adalah Don Quixote, seorang yang amat sangat gila baca, bagi dirinya realitas terjadi saat imajinasinya bermain dalam dunia buku. Hanya realitas yang bisa melawan dan menggugurkan pikiran. Tapi dalam “Don Quixote de La Mancha” yang terjadi justru sebaliknya, realitaslah yang harus tunduk pada bacaannya. Karikatur kegilaan seorang pembaca, menurut realitas ia kehilangan akal, tapi mneurut bacaan dan karena bacaan ia justru mempeoleh akal, bahkan kepercayaan. Kesukaannya dalam membaca kisah-kisah Amadis de Gaul membuat dia mengkonsepkan dirinya (dalam pikirannya) adalah seorang ksatri abad pertengahan, pikiran ini yang kemudian menjadi realita bagi dirinya membuat ia mengubah namany menjadi lebih “bangsawan” namanya yang hanya Don Quixote (ada beberapa opini yang mengatakan Cervantes mengambil nama “Quixote” dari “Quixada atau Quesada”) kemudian ditambahkan menjadi Don Quixote de La Mancha dapat diartikan sebagai “Tuan Quixote, sang penguasa La Mancha” cukup terdengar gentleman bagi seorang warga biasa.
Nama sudah didapatkan dan peralatan perang sudah (jubah, perisai, tombak dan kuda milik keluarga yang dicuri) maka yang dibutuhkan sebagai seorang ksatria adalah seorang lady. Masalahnya kebiasaan Don Quixote larut dalam dunia baca membuatnya jarang bergaul dan tidak punya teman maka dibuatlah seorang lady dalam alam pikirannya, seorang lady yang tercantik, penjelmaan bidadari sendiri, Lady Dulcinia de Toboso. Ditambah lagi kehadiran seorang budak yang setia menemani Don Quixote yang bernama Sancho Panza. Mulailah petualangan penuh keberanian, konyol dan satir namun menyentuh nurani para pembacanya, petualangan Don Quixote de La Mancha.
Salah satu adegan yang menarik adalah saat Sancho Panza mengatakan pada Don Quixote yang salah mengira bahwa kincir angin adalah raksasa jahat “maaf beribu maaf tuan, namun yang anda hadapi sebagai raksasa itu hanyalah kincir angin tua milik seorang petani lokal tuan”. Namun perkataan yang penuh dengan realitas itu tidak digubris oleh Don Quixote dan dia tetap menyerang kincir angin itu. Adegan lain adalah saat ia memaksa para pedagang pasar untuk percaya bahwa kekasihnya Dulcinia de Toboso itu maha cantik luar biasa, meski para pedagang tersebut belum pernah dan tidak akan bertemu dengan wanita itu. Don Quixote memaksa mereka untuk mempercayai, mengakui bahkan bersumpah mengenai hal itu.
Itulah cara berpikir dari orang yang telah membentuk realitas dari bacaannya, tiap gagal ia tidak mencari realitas yang berlaku pada dunia ini tetapi ia mencari jawaban dan berlari ke buku. Konyol memang, tetapi dapat dilihat betapa dahsyatnya daya suatu bacaan. Memang, jika ingin mengubah dunia upaya itu harus kita mulai dengan mengubah pikiran sendiri. Bagaimana kita mengubah pikiran kita dengan membaca. Itulah pesan dari kisah Don Quixote, karikatur seorang yang gila baca dan memiliki dunia dengan bacaannya.

kalo ini gambarnya Miguel de Cervantes



Mungkin posting berikutnya masih belom bisa posting “The Critique of Pure Reason” tapi bakalan buku “The Dialogues of Plato”.
Cheers.

1 komentar:

  1. Lucky Club Casino Site - luckyclub.live
    Enjoy a world of quality online slots, live dealer games, and luckyclub.live more. Play at Lucky Club Casino & enjoy exclusive bonuses and offers. Play for free or find the

    BalasHapus